Yangon - Sejak menjuarai Piala AFF dan lolos dari
kualifikasi Piala Asia, para pemain Timnas U-19 tidak kembali ke
klubnya. Kini saatnya mereka digembleng lewat sebuah kompetisi.
Kiprah "Garuda Muda" di Piala Asia U-19 di Myanmar sudah berakhir walaupun masih menyisakan satu pertandingan di Grup B. Mereka dipastikan tersingkir setelah kalah dalam dua laga, melawan Uzbekistan dan Australia.
Setelah ini tak ada agenda turnamen internasional lagi yang akan diikuti Paulo Sitanggang dkk., karena mimpi tampil di Piala Dunia U-20 tahun depan di Selandia Baru pun gagal terwujud.
Sejak menjadi primadona baru di belantika sepakbola nasional, para pemain Timnas U-19 tak pernah berpisah. Usai menjuarai Piala AFF dan memenangi grupnya di kualifikasi Piala Asia tahun lalu, mereka dipertahankan, tapi tidak dikembalikan ke klub masing-masing. Selama satu tahun mereka melakoni training camp (TC), diberikan berbagai program pertandingan ujicoba, baik di dalam maupun luar negeri.
Bagaimana nasib mereka setelah Piala Asia ini selesai?
"Sebagai pelatih saya juga tidak ingin TC jangka panjang di waktu yang lama. Kalau tidak ada TC, bukan berarti tidak mempertahankan tim ini," ungkap pelatih Indra Sjafri dalam jumpa pers di Yangon, Myanmar, Minggu (12/10/2014).
"Yang perlu dilakukan oleh federasi atau pelatih yang nantinya bertanggung jawab, dan kalah saya masih diberi tanggung jawab, adalah memantau mereka. Mereka akan dikumpulkan saat (sebuah) event akan dilaksanakan."
Satu hal yang ditekankan Indra adalah, TC jangka panjang tidaklah ideal untuk mengasah kemampuan pemain, baik secara teknis maupun mental bertanding. Terlibat dalam sebuah kompetisi berkala adalah cara terbaik dalam sepakbola.
"TC jangka panjang kurang bagus. Pemain harus besar di klub, harus besar di kompetisi. Sekarang saatnya mereka berkompetisi di level profesional," ucap pelatih berusia 51 tahun itu.
(cas/a2s)
Kiprah "Garuda Muda" di Piala Asia U-19 di Myanmar sudah berakhir walaupun masih menyisakan satu pertandingan di Grup B. Mereka dipastikan tersingkir setelah kalah dalam dua laga, melawan Uzbekistan dan Australia.
Setelah ini tak ada agenda turnamen internasional lagi yang akan diikuti Paulo Sitanggang dkk., karena mimpi tampil di Piala Dunia U-20 tahun depan di Selandia Baru pun gagal terwujud.
Sejak menjadi primadona baru di belantika sepakbola nasional, para pemain Timnas U-19 tak pernah berpisah. Usai menjuarai Piala AFF dan memenangi grupnya di kualifikasi Piala Asia tahun lalu, mereka dipertahankan, tapi tidak dikembalikan ke klub masing-masing. Selama satu tahun mereka melakoni training camp (TC), diberikan berbagai program pertandingan ujicoba, baik di dalam maupun luar negeri.
Bagaimana nasib mereka setelah Piala Asia ini selesai?
"Sebagai pelatih saya juga tidak ingin TC jangka panjang di waktu yang lama. Kalau tidak ada TC, bukan berarti tidak mempertahankan tim ini," ungkap pelatih Indra Sjafri dalam jumpa pers di Yangon, Myanmar, Minggu (12/10/2014).
"Yang perlu dilakukan oleh federasi atau pelatih yang nantinya bertanggung jawab, dan kalah saya masih diberi tanggung jawab, adalah memantau mereka. Mereka akan dikumpulkan saat (sebuah) event akan dilaksanakan."
Satu hal yang ditekankan Indra adalah, TC jangka panjang tidaklah ideal untuk mengasah kemampuan pemain, baik secara teknis maupun mental bertanding. Terlibat dalam sebuah kompetisi berkala adalah cara terbaik dalam sepakbola.
"TC jangka panjang kurang bagus. Pemain harus besar di klub, harus besar di kompetisi. Sekarang saatnya mereka berkompetisi di level profesional," ucap pelatih berusia 51 tahun itu.
(cas/a2s)
0 Komentar untuk "Saatnya Para Pemain Timnas U-19 Berkompetisi di Klub"