News Update

Manajemen Warteg Disebut sebagai Penyebab Kegagalan Timnas U-19

Jakarta - Punya potensi, sempat menjanjikan, tapi akhirnya gagal. Itulah gambaran timnas Indonesia U-19 sekarang. Kalau pun mereka gagal memenuhi ekspektasi, hal itu dinilai akibat salah urus oleh pihak manajemen.

Setelah menjuarai Piala AFF U-19 tahun lalu dan lolos dari kualifikasi Piala Asia U-19, timnas U-19 menjalani training camp (TC) jangka panjang. Di tengah-tengah training camp itu, mereka tampil dalam tur nusantara (jilid satu dan dua), tur Timur Tengah, dan terakhir tur ke Spanyol.

Namun, dengan persiapan sekitar satu tahun, timnas U-19 nyatanya tak mampu bicara banyak di kompetisi yang sebenarnya: Piala Asia U-19 2014 di Myanmar. Tim asuhan Indra Sjafri itu mentok di babak penyisihan grup. Mereka dipastikan tersisih usai dikalahkan Uzbekistan 1-3 dan Australia 0-1. Padahal, target awalnya adalah lolos ke semifinal dan mendapatkan tiket ke Piala Dunia U-20 2015.

Pilihan TC jangka panjang untuk timnas U-19 dinilai sudah tepat. Tapi, agenda timnas U-19 selama TC itu yang mendapatkan kritik dari mantan pesepakbola nasional, Ferril Raymond Hattu.

Menurut Ferril, timnas U-19 harusnya fokus mencari lawan-lawan ujicoba yang lebih tangguh demi meningkatkan kemampuan. Dia menyebut tur nusantara 1 dan 2 hanya buang-buang waktu.

"TC jangka panjang sudah benar karena kompetisi di Indonesia tidak bisa diharapkan. Bagaimana bisa muncul pemain bagus kalau kompetisinya begitu?" kata Ferril dalam wawancara via telepon dengan detikSport, Minggu (12/10/2014) malam.

"Tur nusantara itu tidak ada gunanya. Untuk apa kita melawan tim-tim yang kualitasnya ada di bawah kita? Kecuali Anda adalah tim kelas dunia dan sudah tidak ada lagi tim di atas Anda," sambungnya.

"Menurut saya, harusnya mencari lawan ujicoba itu yang kualitasnya di atas kita. Kalah 0-6 atau 0-3 bukan masalah, agar kita tahu sakitnya kalah. Ini penting untuk mengasah mental," ujar Ferril, yang menjadi kapten tim saat Indonesia meraih medali emas SEA Games 1991.

Atas kegagalan ini, lanjut Ferril, yang paling bertanggung jawab adalah pihak manajemen dalam hal ini pengurus PSSI. Dia yakin timnas U-19 bisa bicara lebih banyak andai diurus dengan benar, serius, dan profesional.

"Tim ini diurus dengan manajemen warteg, sementara lawan sudah pakai manajemen supermarket dan hypermarket. Bagaimana mau berprestasi? Bisanya ya lawan yang kecil-kecil," katanya.

"Jangan salahkan pemain. Mereka sudah berusaha. Selama manajemennya begitu-begitu saja ya tidak bisa diharapkan," tutur Ferril.

(mfi/din)
0 Komentar untuk "Manajemen Warteg Disebut sebagai Penyebab Kegagalan Timnas U-19"

 
Copyright © 2014 TIMNAS-BLOG - All Rights Reserved
Template By. Timnas